LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI
UMUM
PERCOBAAN
IV
PENGARUH POLUSI DOMESTIK TERHADAP
KUALITAS AIR
NAMA : NUR SAKINAH
NIM :
H41112293
KELOMPOK : 1 (SATU) B
HARI/TANGGAL : KAMIS/ 09 MEI 2013
ASISTEN : SUWARDI
NURUL QALBY
LABORATORIUM
ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Dewasa ini lingkungan di sekitar kita sudah sangat
memprihatinkan. Pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah terjadi
dimana-mana. Hal ini diakibatkan oleh aktivitas manusia yang telah mengubah
lingkungan yang tadinya nyaman menjadi tidak nyaman. Setiap
hari kita berinteraksi dengan asap rokok, asap kendaraan, suara bising, dan
limbah detergen. Lingkungan manusia sekarang telah berubah dengan masuknya
zat-zat pencemar ke dalam lingkungan hidup kita semua (Ferial, 2013).
Dalam suatau proses pasti dihasilkan limbah yang dapat
berupa limbah rumah tangga, yang kehadirannya pada waktu dan tempat tertentu yang
tidak dikehendaki lingkungan. Dalam konsentrasi dan jumlah tertentu, kehadiran
limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan karena dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan (Ferial, 2013).
Meningkatnya
aktivitas manusia di rumah tangga menyebabkan semakin besarnya volume limbah
yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Volume limbah rumah tangga meningkat 5
juta m3 pertahun, dengan peningkatan kandungan rata-rata sebanyak 50% . Konsekuensinya adalah beban badan air
yang selama ini dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga menjadi semakin
berat, termasuk terganggunya komponen lain seperti saluran air, biota perairan
dan sumber air penduduk. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran
yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungan (Yusuf, 2008).
Kegiatan manusia mengubah lingkungan dilakukan karena
adanya kebutuhan hidup. Kebutuhan ini akan menjadi semakin meningkat sejalan
dengan meningkatnya jumlah penduduk. Upaya pemenuhan kebutuhan manusia
dipengaruhi oleh perkembangan budaya. Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
hasil perkembangan budaya digunakan untuk mengembangkan berbagai industri yang
dapat memenuhi kebutuhan manusia (Whardana, 1995). Hal ini yang melatar
belakangi dilakukannya percobaan ini.
I.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukanya percobaan ini adalah :
1. Untuk
mengetahui kualitas air dari beberapa sumber yang berbeda, dengan menggunakan
methylen blue.
2. Untuk
mengenalkan dan melatih mahasiswa dalam menggunakan peralatan yang berhubungan
dengan pencemaran lingkungan.
I.3
Waktu dan Tempat
Percobaaan Pengaruh Polusi Domestik Terhadap Kualitas Air
dilaksanakan pada hari Kamis 09 Mei 2013 pukul 13.00-16.00 WITA, bertempat di
CANOPY, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar. Pengamatan dilakukan selama 4 hari.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Planet
bumi sebagian besar terdiri dari air karena luas daratan lebih kecil
dibandingkan dengan luas lautan. Makhluk hidup yang ada di bumi ini tidak dapat
terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses
kehidupan di bumi ini. Namun dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat
perhatian yang seksama dan cermat, Karena air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan
rumah tangga, limbah dari kegiatan indutsri dan lain-lain (Wardhana, 1995).
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan
atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat
dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter
fisik, kimia, dan mikrobiologis. Parameter fisik menyatakan kondisi fisik air
atau keberadaan bahan yang dapat diamati secara visual/kasat mata. Yang
termasuk dalam parameter fisik ini adalah kekeruhan, kandungan
partikel/padatan, warna, rasa, bau, suhu, dan sebagainya. Parameter kimia
menyatakan kandungan unsur/senyawa kimia dalam air, seperti kandungan oksigen,
bahan organik (dinyatakan dengan BOD, COD, TOC), mineral atau logam, derajat
keasaman, nutrient/hara, kesadahan, dan sebagainya.Parameter mikrobiologis
menyatakan kandungan mikroorganisme dalam air, seperti bakteri, virus, dan
mikroba pathogen lainnya. Berdasarkan hasil pengukuran atau pengujian, air
sungai dapat dinyatakan dalam kondisi baik atau cemar. Sebagai acuan dalam
menyatakan kondisi tersebut adalah baku mutu air, sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 (Soendjojo, 1990).
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu
tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa
bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini
tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya
kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air
comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang
menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah
terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam
air limbahnya misalnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan
padatan . Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan
oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air (Umar,
2013)
Pencemaran berdasarkan bentuknya terbagi menjadi empat
macam
(Effendi, 2003 ) yaitu
:
a. Pencemaran
udara
Pencemaran udara
berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi yang berasal dari kegiatan
alami dan aktivitas manusia. Sumber pencemaran udara di setiap wilayah
atau daerah berbeda-beda. Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan
bermotor, kegiatan rumah tangga, dan industri.
b. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah berasal dari limbah rumah tangga,
kegiatan pertanian, dan pertambangan.
c. Pencemaran
air
Pencemaran air meliputi pencemaran
di perairan darat, seperti danau dan sungai, serta perairan laut. Sumber
pencemaran air, misalnya pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri,
pertanian, pelebaran sungai, pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran
kapal tanker pengangkut minyak.
d. Pencemaran
Suara (Kebisingan)
Ancaman serius lain bagi kualitas
lingkungan manusia adalah pencemaran suara. Bunyi atau suara yang dapat
mengganggu dan merusak pendengaran manusia disebut kebisingan. Tingkat
kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 50 desibel (db). Oleh karena
kebisingan dapat mengganggu lingkungan, kebisingan dapat dimasukkan sebagai
pencemaran.
Pencemaran air dapat dikelompokkan kedalam 2 jenis yaitu,
sumber langsung dan sumber tidak langsung. Sumber langsung sumber-sumber
langsung adalah buangan (effluent) yang berasal dari sumber pencemarnya yaitu
limbah hasil pabrik atau limbah dari hasil kegiatan domestik berupa buangan
hasil cucian atau sampah, pencemaran terjadi karena buangan ini langsung
dibuang ke badan air (sistem) seperti sungai, danau, kanal, parit atau
selokan.Sumber-sumber tidak langsung adalah kontaminan yang masuk melalui air
tanah akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah
domestik maupun dari limbah industri (Endang dkk, 2008).
Air yang aman adalah air yang sesuai dengan kriteria
bagi peruntukan air tersebut. Misalnya kriteria air yang dapat diminum
secara langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria yang berbeda dengan
air yang dapat digunakan untuk air baku air minum (kualitas B) atau air
kualitas C untuk keperluan perikanan dan peternakan dan air kualitas D
untuk keperluan pertanian serta usaha perkotaan, industri dan pembangkit
tenaga air (Whardana, 1995).
Pencemaran
pada air ini banyak di pengaruhi oleh Limbah rumah tangga.
Limbah rumah tangga seperti deterjen,
sampah organik, dan anorganik memberikan andil cukup besar dalam pencemaran air
sungai, terutama di daerah perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen, sampah
organik, bahan kimia dari perusahaan, bahan yang mudah tercemar dan susah
diuraikan dan anorganik yang mengandung mikroorganisme dapat menimbulkan
penyakit, terutama bagi masyarakat yang menggunakan sungai sebagai sumber
kehidupan sehari-hari. Proses penguraian sampah dan deterjen memerlukan oksigen
sehingga kadar oksigen dalam air dapat berkurang. Jika kadar oskigen suatu
perairaan turun sampai kurang dari 5 mg per liter, maka kehidupan biota air seperti
ikan terancam (Lina, 1985).
Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai
macam zat atau kondisi (misal panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air
yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu.
Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan
pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan
tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat atau
mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau
sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci)
(Sugiharto, 1987).
Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain
apabila air terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah
tangga, sampah lembah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah
pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat
padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil
erosi tempat-tempat yang dilaluinya (Soendjojo,1990).
Parameter pencemaran air yaitu masuknya atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukkannya. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai
ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai
peruntukannya. Ada beberapa parameter untuk mengetahui kualitas air,
diantaranya (Izzudin, 2004) yaitu:
1. Parameter
Kimia
a. DO (Dissolved
Oxygen), yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut yang
terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis
tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti
ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter
atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan
akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari
5 ppm akan berkembang.
b. BOD
(Biological Oxygen Demand), BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba
mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam
air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air
buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis. Dengan tes BOD
kita akan mengetahui kebutuhan oksigen biokima yang menunjukkan jumlah
oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin
banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin
rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm,
jika B.O.D nya di atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.
c. COD (Chemical Oxygent Demand), COD adalah
jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang
ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai
sumber oksigen. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup menguji air limbah industri yang
beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri akan mati dan waktu
pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam.
d. TSS
(Total suspended Solid), TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering
lumpur yang ada dalam limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran
berukuran 0,45 mikron. Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari
mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di
permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri,
pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah
zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran
air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran dan
juga berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air. Jenis zat pencemar
itu dibagi atas besar atau tidaknya kandungan organik atau non organik yang
dapat mencemari air.
e. PH,
adalah drajat keasaman suatu zat. pH normal adalah 6-8. Tujuan metode pengujian
ini untuk memperoleh drajat keasaman (pH) dalam air dan air limbah dengan
menggunakan alat pH meter.
f. Total
organik karbon (TOC), Total Carbon (TC), Inorganic Carbon (IC), TOC adalah
jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering digunakan
sebagai indikator tidak spesifik dari kualitas air atau kebersihan peralatan
pabrik. Total Carbon (TC) - semua karbon dalam sample, Total Inorganic Carbon
(TIC) - sering disebut sebagai karbon anorganik (IC), karbonat, bikarbonat, dan
terlarut karbon dioksida (CO 2); suatu material yang berasal dari sumber
non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC, dan IC kita bisa menggunakan TOC
analyzer.
g. Parameter
Logam, spektroskopi penyerapan atom adalah teknik untuk menentukan konsentrasi
elemen logam tertentu dalam sampel. Teknik ini dapat digunakan untuk
menganalisa konsentrasi lebih dari 70 jenis logam yang berbeda dalam suatu
larutan. beberapa logam yang berbahaya diantaranya : Hg (merkuri) , Ar
(arsen), Cd (kadmium), Pb (timbal).
2. Parameter Fisika
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam air
limbah yaitu: padatan, kekeruhan, bau, temperatur, daya hantar listrik dan
warna. Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang larut,
mengendap maupun suspensi. Akibat lain dari padatan ini menimbulkan tumbuhnya
tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk lain.Pengukuran daya
hantar listrik ini untuk melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya
terhadap kehidupan biota.Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau
tersuspensi dalam air, di samping adanya bahan pewarna tertentu yang
kemungkinan mengandung logam berat. Bau disebabkan karena adanya campuran dari
nitrogen, fospor, protein, sulfur, amoniak, dan zat organik lain.Temperatur air
limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi hidrogen sulfida, carbon disulfida
kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan
aktivitas kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam air. Pencemaran
yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh
serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosisteml ain. Misalnya gas buangan
kendaraan bermotor yan gmenyebabkan mata pedih.
3.
Parameter Biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya pencemaran
secara biologi berupa mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos,
dan plankton. jenis- jenis mikroorganisme di air yang tercemar seperti
: Escherichia coli, Entamoeba coli, danSalmonella thyposa. Faktor
utama yang dipertimbangkan ketika menentukan kualitas air ( Effendi, 2003 ) adalah:
a. Kekeruhan
b. Keasaman
& alkalinitas
c. Unsur
jejak dan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, halogen (klorida dan ion fluorida),
logam alkali (natrium dan kalium ion), kalsium dan ion magnesium.
d. Mikroorganisme
e. Kandungan
oksigen terlarut (DO)
Sumber pencemaran air dapat meliputi sebagai berikut
(Yusuf, 2008) yaitu:
1.
Limbah Pertanian
a.
Obat insektisida, bisa mematikan biota
air.
b.
Pupuk, menyebabkan eutrofikasi, yakni
suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya
kehidupan organisme anaerob.
2.
Limbah Rumah Tangga
a.
Bahan organik, menyebabkan biota air
mati.
b.
Bahan anorganik, menyebabkan banjir.
c.
Bahan biologis, menyebabkan timbulnya
penyakit.
3.
Limbah Industri
Limbah industri meliputi bahan organik dan
bahan anorganik.
4.
Penangkapan Ikan dengan Menggunakan
Racun
Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan
beracun (seperti potassium).
Percobaan
ini lebih difokuskan terhadap jenis pencemaran yang ditimbulkan polusi domestik
pada lingkup perairan. Polusi domestic atau dengan kata lain limbah yang
dihasilkan oleh aktivitas manusia, misalnya limbah rumah tangga, dalam rumah
tangga, air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan berbagai keperluan
lainnya. Setelah digunakan, air dibuang atau mengalir ke selokan. Selanjutnya,
air tersebut mengalir ke sungai, danau, dan laut. Air buangan rumah tangga atau
dikenal sebagai limbah domestik mengandung 95% sampai 99% air dan sisanya
berupa limbah organik . Sebagian dari air buangan terdiri atas komponen
nitrogen, seperti urea dan asam urik yang kemudian akan terurai menjadi amoniak
dan nitrit. Pada perairan yang dimasuki oleh limbah rumah tangga biasanya akan
menyebabkan populasi ganggang menjadi meningkat pesat sebagai akibat banyaknya
persediaan nutrient, sebaliknya, persediaan oksigen dalam perairan tersebut
semakin berkurang (Yusuf, 2008).
BAB
III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu botol sampel, gunting, dan pipet
tetes.
III.2
Bahan
Bahan
yang digunakan pada percobaan ini yaitu larutan Methylen Red 0,1%, air selokan,
air kolam, air sungai, air laut jam 12 malam, air laut jam 6 pagi, air sumur,
air PAM, air danau, kertas label, plastik elastis, dan karet gelang.
III.3 Cara Kerja
Cara kerja pada percobaan ini adalah :
1. Diberikan
label pada setiap botol yang akan diisi air dari berbagai sumber
2. Dimasukkan
air kedalam masing-masing botol yang telah diberi label sesuai dengan urutan
atau tulisan jenis air yang tertera pada botol.
3. Ditambahkan
kedalam masing-masing botol yang telah di beri label dengan larutan methylen
red dengan menggunakan pipet tetes sebanyak 0,5 ml atau secukupnya
4. Ditutup
mulut botol tersebut dengan menggunakan plastik elastik yang diikat dengan
karet gelang dengan hati-hati. Diusahakan jangan ada gelembung udara yang
terbentuk didalam botol.
5. Dikocok
botol yang telah diberikan methylen red.
6. Disimpan
botol tersebut di tempat yang terang dan diamati perubahan warnanya
setiap 24 jam. Pengamatan dilakukan 4 hari
7. Dibuat
laporan hasil pengamatan dan ditentukan kestabilan relatif air pada masing-
masing sampel.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.I
Hasil
IV.1.1
Tabel Pengamatan
Hari
|
Perubahan Warna
|
||||||||
Air laut malam
|
Air laut pagi
|
Air selokan
|
Air PAM
|
Air sumur
|
Air kolam
|
Air sungai
|
Air danau
|
||
1
|
++
|
++
|
++
|
+++
|
+++
|
+++
|
+++
|
+++
|
|
2
|
+
|
+
|
++
|
+++
|
+++
|
+++
|
+++
|
+++
|
|
3
|
+
|
+
|
++
|
++
|
++
|
++
|
++
|
++
|
|
4
|
+
|
+
|
++
|
++
|
++
|
++
|
++
|
++
|
|
5
|
+
|
+
|
++
|
++
|
++
|
++
|
++
|
++
|
Keterangan :
+ + + : merah sekali
++ : merah sedang
+ : merah muda
- - -
: bening jernih
- - : bening sedikit merah
- : bening merah
IV.2
Pembahasan
Polusi
domestik merupakan polusi akibat aktivitas rumah tangga yang dapat berupa
sampah, sisa makanan, sabun, detergen dan bahan tinja, dimana bahan ini mudah
diuraikan oleh mikroba air dengan menggunakan oksigen yang terlarut dalam air.
Pada percobaan pengaruh polusi domestik terhadap kualitas air,
yang bertujuan untuk mengetahui kualitas air dari beberapa jenis atau sumber
air yang berbeda digunakan methylen red sebagai indikator untuk menguji tingkat
pencemaran air. Alat dan bahan lain yang digunakan yaitu kertas plastik dan
karet gelang yang digunakan untuk menutup air yang didalam botol, dan pada saat
botol ditutup harus dengan hati-hati diusahakan tidak ada gelembung udara di
dalam botol. Alat dan bahan lain yang juga digunakan yaitu pulpen
dan kertas label yang akan ditempel pada masing-masing botol sehingga dengan
mudah kita melakukan pengamatan dari jenis air yang akan diamati .
Dalam percobaan ini, digunakan delapan jenis air dari sumber yang
berbeda yaitu air laut jam 12 malam, air laut jam 6 pagi, air kolam, air PAM,
air sungai, air danau, air sumur dan air selokan yang diamati selama 5 hari.
Pada hari pertama pengamatan, tiap air yang telah ditetesi dengan 0,5 ml
methylen red menunjukkan bahwa warna air pada air laut jam 12 malam, air laut
jam 6 pagi dan air selokan adalah merah sedang, sedangkan untuk lima jenis air
yang lainnya warna airnya adalah merah sekali.
Pada hari kedua, ada air dalam botol yang mengalami perubahan warna dan ada yang tidak.
Pada air laut jam 12 malam dan air laut jam 6 pagi warna airnya menjadi merah
muda, sedangkan enam jenis air yang lainnya tidak mengalami perubahan warna masih
sama seperti pada hari pertama. Pada hari ketiga, warna air laut jam 12 malam,
air laut jam 6 pagi dan air selokan tidak mengalami perubahan warna masih sama
seperti hari kedua, sedangkan lima jenis air yang lain mengalami perubahan
warna menjadi merah sedang. Pada hari keempat semua jenis air tidak mengalami
perubahan warna, begitu pula dengan hari kelima.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka dapat diketahui
harga kestabilan relatifnya masing-masing air berdasarkan lama atau tidaknya
air tersebut mempertahankan keadaan warna awalnya yang berwarna merah.
Kedelapan jenis atau sumber air yang telah diuji dengan methylen red memberikan
gambaran bahwa sumber air yang paling tinggi tingkat pencemarannya yaitu air
laut jam 12 malam dan jam 6 pagi karena tidak mampu mempertahankan dalam waktu
yang lama keadaan awalnya yang berwarna merah. Hal ini disebabkan karena air
laut jam 12 malam dan jam 6 pagi
mengandung banyak mikroorganisme yang mampu menguraikan bahan organik
yang terkandung dalam air tersebut, sedangkan pada jenis-jenis
air yang lainnya yaitu air sumur, air kolam, air danau, air PAM dan air sungai
mengalami perubahan warna walaupun lambat karena sedikitnya organisme di dalam
air. Dalam percobaan terlihat pula bahwa air selokan tidak pernah mengalami
perubahan warna. Untuk air selokan tidak sesuai teori karena seharusnya air
selokan yang paling cepat berubah warnanya akibat banyaknya mikroorganisme yang
ada di dalamnya. Air selokan adalah jenis air yang seharusnya paling tinggi
derajat pencemarannya sehingga warna air cepat sekali berubah. Dalam hal ini,
mungkin terjadi kesalahan dalam pengamatan warna air.
Banyaknya
organisme dalam suatu perairan berdampak pada kandungan oksigen yang larut
dalam air. Semakin tinggi aktivitas organisme
(mikroba) menguraikan bahan organik,maka makin cepat kandungan O2 dalam air
habis, begitu sebaliknya.
BAB
V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Berdasarkan percobaab yang telah
dilakukan tentang polusi domestik, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pengamatan tentang kualitas dari
kedelapan jenis air tersebut, diperoleh bahwa air yang memiliki tingkat
kestabilan relatif air yang paling rendah yaitu air laut jam 12 malam, air laut
jam 6 pagi dan seharusnya air selokan juga, sedangkan yang paling tinggi tidak
ketahui karena pengamatan hanya dilakukan selama 5 hari. Harga kestabilan
relatif air dapat diketahui dengan menggunakan methylen red. Air yang tercemar
mempunyai kandungan oksigen yang rendah karena telah diuraikan oleh
mikroorganisme dalam air tersebut, sehingga warna air cepat mengalami perubahan.
2.
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam
percobaan ini telah dapat dimengerti penggunaannya, misalnya saja methylen red
yang berfungsi sebagai indikator untuk mengetahui tingkat pencemaran di suatu
perairan.
V.2 Saran
Adapun
saran saya agar asisten dapat mendampingi praktikan dalam melakukan percobaan
agar tidak terjadi suatu kesalahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Effendi,
Hefni., 2003. Telaah Kualitas Air
Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.
Ferial, Eddyman W.,
2013. Pengetahuan Lingkungan.
Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Izzuddin,
F., 2004. Pengetahuan Lingkungan. Kawan Pustaka, Jakarta.
Lina, 1985.
Pengaruh Waktu Inkubasi BOD Pada Berbagai
Limbah. Universitas Indonesia, Jakarta.
Soendjojo, D., 1990. Ekologi Lanjutan. Depdikbud. Universitas
Terbuka, Jakarta.
Sugiharto,
1987. Pengelolaan air limbah.
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Umar,
M. R., 2013. Ekologi Umum
Dalam Praktikum. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Whardana,
Wisnu. 1995. Dampak Pencemaran
Lingkungan. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Yusuf, Guntur, 2008. Bioremediasi Limbah Rumah Tangga
Dengan Sistem Simulasi Tanaman
Air. Bumi Lestari. Vol. 8 No. 2. hal. 136-144.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar