LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI
UMUM
PERCOBAAN
VII
METODE
SAMPLING BIOTIK UNTUK MENDUGA POPULASI
HEWAN
BERGERAK
NAMA : NUR SAKINAH
NIM :
H41112293
KELOMPOK : 1 (SATU) B
HARI/TANGGAL : SELASA/ 19 APRIL 2013
ASISTEN : SUWARDI
NURUL QALBY
LABORATORIUM
ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu populasi adalah
suatu kelompok individu terlokalisir digolongkan sebagai spesies yang sama.
Sampai saat ini, kita akan mendefinisikan spesies sebagai suatu kelompok
populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk saling mengawini dan
menghasilkan keturunan yang subur di alam bebas. Masing-masing spesies memiliki
suatu wilayah geografis tempat individu tersebar secara tidak merata, tetapi
pada umumnya terpusat pada beberapa terlokalisir. Suatu populasi mungkin
terisolasi dari populasi lain yang berspesies sama dan jarang sekali
dapat mempertukarkan materi genetiknya. Namun demikian, populasi tidak selalu
terisolasi, juga tidak harus memiliki perbatasn yang jelas (Campbell dkk, 2008).
Tidak mungkin bagi kita untuk menghitung setiap individu yang terdapat di
alam suatu populasi ataupun di dalam suatu komunitas. Dalam mempelajari
populasi ataupun komunitas, biasanya dilakukan dengan cara mengambil sampel
(contoh) atau sebagian kecil individu dari populasi atau komunitas tersebut,
barulah dapat ditarik suatu kesimpulan tentang populasi atau tentang komunitas
yang sedang dipelajari. Dalam penarikan contoh (sampling) harus menggunakan
metode sampling yang tepat, sebab bila tidak hasil yang akan diperoleh akan
bias (Heddy, 1986).
Metode Capture-Recapture (tangkap-tandai-lepas-tangkap kembali-lepas)
merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran populasi
dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung, atau mamalia
kecil. Metode Capture-Recapture yang biasa digunakan adalah metode
Lincoln-Peterson. Individu yang ditangkap diberi tanda kemudian dilepaskan
kembali dalam periode waktu yang pendek (1 hari). Setelah jangka waktu tertentu
dilakukan penangkapan yang kedua yang kemudian diidentifikasi (Umar, 2013). Untuk itu
dilakukan praktikum ini, agar kita dapat mengetahui populasi di suatu areal
tertentu dengan menggunakan metode Lincoln-Peterson dan metode Zippin.
I.2 Tujuan
Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah:
1.
Untuk
menduga atau mengetahui populasi dari suatu areal dengan menggunakan metode
Lincoln-Peterson dan metode Zippin.
2.
Melatih
keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik teknik sampling organisme dan rumus sederhana dalam analisis
populasi.
I.3 Waktu
dan Tempat
Percobaan
Metode Sampling Biotik untuk menduga Populasi
Hewan Bergerak dilakukan pada hari Jum`at, tanggal 19 April 2013 pukul 14.30 – 15.30 WITA
bertempat di Laboratrorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar, dan pengambilan
sampel dilakukan pada hari Jum’at dan
Sabtu tanggal 19-20 April 2013 pukul 06.00-8:00 WITA bertempat di belakang mesjid kampus Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga sering diartikan sebagai jumlah
organisme dengan spesies yang sama menempati suatu tempat tertentu dalam jangka
waktu tertentu. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh objek/subjek itu. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu.
kesimpulannya akan dapat diberlakukan populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sigit, 2007).
Kepadatan populasi satu
jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa per
unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan.
Kepadatan populasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi
untuk membandingkan suatu komunitas dengan komunitas lainnya parameter ini
tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan
relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan
kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase
(Suin, 1989).
Pemilihan
teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat sampel
yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan populasinya. Teknik
pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar, (Nasution, 2003) yaitu:
1. Probability Sampling (Random
Sample)
2. Non Probability Sampling (Non
Random Sample)
Pada
pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai kesempatan
yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau penunjukan sampel
yang mana akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti, disini
dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Dengan cara random, bias pemilihan
dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan salah satu usaha untuk
mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan pengambilan sampel dengan
probability sampling adalah (Nasution, 2003)
sebagai berikut:
1) Derajat
kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
2) Beda penafsiran
parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
3) Besar sampel
yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
Metode CMRR secara sederhana adalah
menangkap hewan, menandai, melepaskan dan menangkap kembali. Kadang-kadang ada
beberapa hewan yang bersifat suka ditangkap (trap happy) atau susah (trap shy).
Southwood (1971) menyatakan bahwa penerapan metode CMRR dengan asumsi- asumsi (odum,
1993) sebagai berikut:
a.
Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan
tanda tidak mudah hilang.
b.
Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen
dalam populasi.
c.
Populasi harus dalam sistem tertutup (tidak ada
migrasi atau migrasi dapat dihitung).
d.
Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode
sampling.
e.
Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak
mempengaruhi hasil sampling selanjutnya.
f.
Populasi sampling secara random dengan asumsi semua
kelompok umur dan jenis kelamin dapat ditangkap serta semua individu mempunyai
kemampuan yang sama untuk ditangkap.
g.
Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap.
Capture Mark Release
Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel
sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang umumnya dipakai untuk
menghitung perkiraan besarnya populasi. Populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Hal yang pertama dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang
akan dilakukan estimasi, lalu menghitung dan mengidentifikasinya, dan hasil dapat
dibuat dalam sistem daftar. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai
suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada
waktu yang khusus. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau
kerapatan. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara penghitungan
menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk
yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya
dan metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi pada rumus
Paterson. Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan
metode capture recapture. Merupakan
metode yang sederhana untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan
yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil. Metode CMMR ini
dilakukan dengan mengambil dan melepaskan sejumlah kancing yang dianggap
sebagai besarnya populasi yang ada menggunakan kancing hitam dan putih yang
dianggap sebagai populasi yang tersebar di alam (Resosoedarmo, 1990).
Natalitas atau kelahiran adalah
kemampuan yang sudah merupakan sifat suatu populasi untuk bertambah. Natalitas
biasanya dinyatakan sebagai laju yang ditentukan dengan membagi jumlah
individu-individu baru yang dihasilkan oleh waktu ( N/ t,laju natalitas mutlak)
atau sebagai jumlah individu baru per satuan populasi ( Nn / Nt, laju natalitas
jenis) (Odum,1993).
Mortalitas (kematia ) adalah
kematian individu-individu di dalam populasi umumnya, mortalitas jenis
(specific mortality ) dinyatakan sebagai presentese dari populasi semula yang
mati dalam waktu tertentu (Odum, 1993).
Untuk metode sampling biotik hewan
bergerak biasanya digunakan metode CAPTURE-RECAPTURE. Merupakan metode yang
sudah popular untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak
cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil. Metoda ini ada beberapa cara (Umar,
2013) yaitu:
1.
Metoda Linceln-Peterson
Metoda ini pada dasarya menangkap
sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang
ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca, kemudian dilepaskan kembali
dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan
dihitung yang bertanda yang tertangkap.
Dari dua kali hasil penangkapan
dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N) dengan rumus yaitu:
N/M=n/R atau
N=(M) (n) R.
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan
pertama.
n= jumlah
induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R= Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua
Pada metode pendugaan populasi yang
dilakukan dengan menarik sampel, selalu ada kesalahan (Error). Untuk menghitung
kesalahan metode capture-recapture dapat dilakukan dengan cara menghitung
kesalahan baku (Standart Errror = SE nya)
SE=
√(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
2.
Metode Zippin
Metode ini hanya membutuhkan sedikit
periode sampling. Metode ini dapat dilakukan dengan cara, pada penangkapan
pertama sejumlah hewan tidak dilepaskan kembali (n1), kemudian dalam jangka
waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua dan juga hewan tidak
dilepaskan kembali (n2). Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus
yaitu:
N= (n1)2/ (n1 – n2)
3.
Metode Schnabel
Untuk memperbaiki keakuratan metode
Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil), dapat digunakan schanabel.
Metode ini selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode lincon-peterson,
juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari satu
periode sampling dengan periode yang berikutnya. Pada metode ini penangkapan
dan pelepasan hewan lebih dari 2 kali. Untuk periode setiap sampling, semua
hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Dengan cara ini
populasi dapat diduga dengan rumus:
N=∑(ni
Mi)/∑Ri
Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap period
eke I ditambah periode sebelumnya,
Ni = adalah hewan yang tertangkap pada periode i
Ri = adalah hewan yang tertangkap kembali pada
periode ke I karena pengambilan sample
diatas akan mengurangi kesalahan sampling.
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan adalah botol sampel, jaring atau sweeping net, dan alat tulis menulis.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah tinta cina, serangga, dan areal yang
akan diamati.
III. Cara Kerja
Cara kerja pada percobaan ini adalah
:
1.
Di Lapangan
a.
Metode Lincoln-Peterson
1)
Ditentukan suatua areal yang akan diamati.
2)
Dilakukan penangkapan dengan hewan bergerak dengan
menggunakan sweeping net.
3)
Sweeping net diayunkan
kekanan dan kekiri setiap kali melangkah (± 10 langkah) setelah diayunkan
jarring sweeping net digulung agar
sampel yang telah tertangkap tidak lepas.
4)
Dilakukan 2 kali pengambilan di lokasi yang berbeda,
sampel yang telah tertangkap di keluarkan dari sweeping net.
5)
Serangga yang tertangkap kemudian diberi tanda dengan
tinta cina setelah itu dilepaskan kembali.
6)
Penangkapan ke 2 dilakukan setelah selang waktu 24
jam, dilakukan penangkapan dengan sweeping
net seperti pada penangkapan pertama. Semua hewan yang telah tertangkap
dikumpulkan dan dihitung jumlahnya.
7)
Diperiksa
apakah ada hewan yang ditandai pada penangkapan 1 tertangkap pada penangkapan
ke 2 jika ada dihitung berapa jumlahnya dan dicatat.
b.
Metode
Zippin
1)
Ditentukan suatu areal yang akan diamati.
2)
Dilakukan penangkapan dengan hewan bergerak dengan
menggunakan sweeping net.
3)
Sweeping net diayunkan
kekanan dan kekiri setiap kali melangkah (± 10 langkah).
4)
Serangga yang tertangkap kemudian dimasukkan ke dalam
botol
5)
Dilakukan 2 kali penangkapan di lokasi yang berbeda,
kemudian dihitung berapa jumlah spesies yang tertangkap.
2. Di
Laboratorium
a.
Metode Lincoln – Peterson
Dilakukan
perhitungan pendugaan populasi berdasarkan data yang telah diperoleh di
lapangan dengan menggunakan metode Lincoln – Peterson dengan rumus :
N = (M) (n) / R
b.
Metode Zippin
Dilakukan perhitungan pendugaan
populasi berdasarkan data yang telah diperoleh di lapangan dengan menggunakan
metode Zippin dengan rumus :
N = (n1)2/(n1-n2)
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil
IV. 1. 1 Hasil Pengamatan Metode
Lincoln-Peterson
Tabel
1. Data Pengamatan Metode Lincoln-Peterson
No
|
Parameter
|
Jumlah
(n)
|
1
|
M
|
22
|
2
|
N
|
47
|
3
|
R
|
0
|
Keterangan
:
M = Jumlah
individu tertangkap pada penangkapan pertama dan ditandai
n = Jumlah individu terperangkap pada
penangkapan ke 2 (bertanda dan tidak bertandapenangkapan
pertama dan tidak bertanda)
R = Jumlah individu bertanda yang tertangkap
pada penangkapan kedua
IV. 1. 2
Hasil Pengamatan Metode Zippin
Tabel 2. Data Hasil
Pengamatan Metode Zippin
No
|
Parameter
|
Jumlah
(n)
|
1
|
n1
|
32
|
2
|
n2
|
42
|
Keterangan
:
n1 = Jumlah hewan yang tertangkap dan tidak
dilepaskan kembali pada penangkapan
pertama
n2 =
Jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali pada penangkapan
kedua
IV. 2 Analisis Data
IV. 2. 1 Analisis Data Metode Lincoln-Peterson
a. Pendugaan
Populasi
N =
N = = = ∞
b.
Kesalahan Baku
SE =
SE =
SE =
SE = ∞
c.
Selang Kepercayaan
P = N ± (t) (SE)
= 0 ± (1,96) (∞)
P =
∞
Dimana df = derajat bebas (tabel distribusi f)
α =
tingkat signifikasi (0,05 atau 0,01)
IV. 2. 2 Analisis Data Metode Zippin
a.
Pendugaan Populasi
N =
N = = = -102,4
Jadi, jumlah individu dalam populasi
yaitu 102
b.
Kesalahan Baku
SE =
SE =
SE =
SE =
SE =
SE = 115,584
c.
Selang Kepercayaan
P = N ± (t) (SE)
P = -102,4 ± (1,96) (1,53)
P = -102,4 ± 3 atau P = 99,4 < N < 105,4
IV.3
Pembahasan
Pada percobaan ini kita menggunakan Sweeping net untuk menangkap serangga dengan cara mengayunkan Sweeping net ke kanan dan ke kiri,
setelah diayunkan Sweeping net
ditutup agar serangga yang ada di dalamnya tidak keluar. Pengambilan sampel
dilakukan sebanyak 2 kali dengan maju langkah 5
dan mundur langkah 5.
Metode percobaan Lincoln-Peterson dilakukan selama 2 periode. Pada periode
pertama kita menangkap serangga kemudian memberi tanda pada serangga tersebut
menggunakan tinta cina dan kemudian dilepaskan. Pada periode 2 dilakukan
penangkapan serangga di areal yang sama pada periode 1.
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh
hasil bahwa saat pengambilan sampel dalam pengamatan populasi menggunakan
metode Lincoln-Peterson, saat pengambilan sampel yang
akan ditandai (M), diperoleh hasil jumlah yang tertangkap adalah 22 ekor, dan
pada pengambilan sampel kedua serangga
yang tertangkap (n) sebanyak 47 ekor dan pengamatan untuk penangkapan kedua tidak
ditemukan serangga yang tertandai pada penangkapan hari pertama (R). Berdasarkan
hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan tempat
pengambilan sampel tersebut terjadi migrasi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu adanya dorongan mencari makanan, menghindari predator, atau
mungkin karena terbawa angin atau air.
Hal
ini terbukti karena pada saat penangkapan hari kedua tidak ada serangga yang
ditandai (penangkapan pertama). Peristiwa ini terjadi karena kemungkinan besar
serangga tersebut dimakan oleh predator, dan terjadi migrasi akibat adanya
beberapa faktor di atas. Faktor non teknis yang menyebabkan tidak adanya
serangga yang ditandai (penangkapan pertama) adalah tinta yang digunakan luntur
akibat terjadi hujan.
Metode kedua yaitu metode Zippin dilakukan
dengan cara menangkap kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel dan tidak
dilepaskan lagi. Pada metode ini diperoleh populasi hewan yang tertangkap dan
tidak dilepaskan lagi pada penangkapan pertama (n1) sebesar 32 sedangkan populasi hewan yang tertangkap dan
tidak dilepaskan lagi pada penangkapan kedua (n2) sebanyak 42 dan hasil yang diperoleh pada pendugaan populasi
sebesar 102, kesalahan baku 115,584 dan
selang kepercayaan adalah -102,4 ± 3 atau 99,4 < N 105,4 yang
menandakan bahwa jumlah populasi individu dalam areal diamati memiliki selang
kepercayaan antara 99 dan 105.
Hal-hal yang mungkin menyebabkan terjadinya
perbedaan kesalahan pada percobaan adalah cara penangkapan serangga, luas area,
kondisi lingkungan dan suhu sekitar lingkungan.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari
percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pada metode Lincoln-Peterson,
didapatkan hasil perkiraan jumlah serangga dalam pengamatan disekitar areal
Mesjid Unhas yaitu ∞, sedangkan pada metode Zippin diperoleh total
jumlahindividu sebesar 102 ekor.
2. Teknik
yang digunakan untuk menduga populasi hewan bergerak dapat menggunakan metode
Lincoln-Peterson yang dilakukan dengan cara ditangkap – tandai – lepas - tangkap
kembali – lepas, sedangkan metode Zippin dilakukan dengan cara pada penangkapan yang dilakukan
tidak dilepaskan kembali.
V.2. Saran
Tetap
berusaha menjadikan praktikum Ekologi Umum lebih baik dari yang sebelumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, N. A., J. B.
Reece, and L. A. Urry., 2008. BIOLOGI
Edisi kedelapan jilid 3. Erlangga,
Jakarta.
Heddy, Suwasono., 1986. Pengantar Ekologi. CV Rajawali, Jakarta.
Nasution, Rozaini., 2003. Teknik Sampling. Penerbit USU Digital
Library, Medan.
Odum,
Eugene., 1993. Dasar-Dasar Ekologi.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Resosoedarmo, Soedjiran., 1990. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Sigit,
2007. Metodologi Penelitian Populasi dan Sampel. http://www.4skripsi. com. Diakses pada tanggal 20 April 2013. Pukul 22.00
WITA.
Suin,
M. Nurdin S., 1989. Ekologi
Hewan Tanah. Bumi Aksara, Jakarta.
Umar,
M. R., 2013. Ekologi Umum.
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Umar,
M. R., 2013. Penuntun Praktikum Ekologi
Umum. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar