LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI
UMUM
PERCOBAAN
IX
INDEKS KEANEKARAGAMAN SERANGGA DI
PADANG RUMPUT
NAMA : NUR SAKINAH
NIM :
H41112293
KELOMPOK : 1 (SATU) B
HARI/TANGGAL : SELASA/ 09 APRIL 2013
ASISTEN : SUWARDI
NURUL QALBY
LABORATORIUM
ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan hidup organisme di bumi,
yang berupa tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan genetika yang dikandungnya,
serta ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup. Dimana kita ketahui
bahwa ekosistem adalah suatu sistem dialam yang terdapat hubungan timbal balik
antara organisme dengan organisme lainnya, juga dengan lingkungannya (Umar,
2013).
Keanekaragaman yang tinggi
menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas yang tinggi. Komunitas
yang sudah tua dan stabil akan menimbulkan keanekaragaman jenis yang tinggi.
Sedangkan suatu komunitas yang sedang berkembang pada tingkatan suksesi
mempunyai jumlah jenis rendah daripada komunitas yang sudah mencapai klimaks.
Komunitas yang mempengaruhi keanekaragaman yang tinggi lebih tidak mudah
terganggu oleh pengaruh lingkungan. Jadi dalam suatu komunitas yang keanekaragamannya
tinggi akan tejadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi, predasi,
kompetisi dan niche yang lebih kompleks (Umar, 2013).
Untuk beberapa tujuan yang praktis, ada suatu
cara penentuan untuk menduga indeks keanekaragaman suatu habitat/komunitas,
tanpa harus mengetahui nama masing-masing jenis hewan dan kelompok hewan.
Kemampuan yang diperlukan hanya menyatakan, apakan kedua jenis hewan sama atau
tidak/berbeda pada pola urutan pengambilan sampel yang dilakukan secara acak
pada saat pengamatan di laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode
itu dikemukakan oleh Kennedy (Setiadi, 1990). Oleh karena itu dilakukan
percobaan ini untuk mengetahui indeks keanekaragaman serangga dipadang rumput
dengan menggunakan indeks Kennedy dan
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi populasi di suatu daerah.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini, yaitu :
1.
Menentukan indeks keanekaragaman serangga yang terdapat di
padang rumput dengan menggunakan indeks Kennedy.
2.
Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan
teknik-teknik sampling organisme dan rumus-rumus sederhana dan cepat dalam memprediksi
keadaan suatu komunitas.
1.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Pada percobaan Indeks Keanekaragaman Serangga
di Padang Rumput dilaksanakan pada hari
Selasa, tanggal 09 Maret 2013, Pukul 15.00 – 17.30 WITA, yang bertempat di
Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengambilan sampel
dilaksanakan pukul 06.00-07.30 di padang rumput sekitar Danau Universtas
Hasanuddun, Makassar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Keanekaragaman hayati
atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk
kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi
biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme
serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan
bagiannya (Umar, 2013).
Ekosistem adalah suatu
sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.komponen-komponen
pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup
(abiotik)Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi
membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium,
ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air
sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air,
pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air (Campbell, 2008).
Ekosistem adalah suatu faktor
lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik (makhluk hidup) dan faktor-faktor
fisik (kimia, air, tanah) serta kimia (keasaman, salinitas) yang saling
berinteraksi satu sama lainnya. Perpaduan antara tanah dan iklim yang beraneka
ragam, letak geografi yang membentang luas serta jenis-jenis makhluk hidup yang
sangat bervariasi akan mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga beraneka
ragam (Campbell, 2008).
Salah satu kekayaan sumber daya
hayati berupa fauna adalah serangga. Serangga merupakan salah satu kelas dalam
filum Arthropoda yang paling
banyak jumlahnya. Lebih kurang 70% dari filum Arthropoda yang
ada di dunia adalah serangga. Tubuh serangga terbagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu kepala (caput ), dada ( thoraks ) dan perut (abdomen). Pada kepala
terdapat sepasang antena yang ukurannya sangat bervariasi dan mulut yang
memiliki berbagai tipe sesuai dengan jenis makananya, ada yang memiliki tipe
mulut untuk menggigit, mengunyah,
menghisap, menyerap, menjilat,dan menusuk serta modifikasi bentuk mulut
lainnya. Bagian dada pada serangga terdiri dari tiga segmen, masing-masing
didukung oleh sepasang kaki, sehingga serangga mempunyai enam kaki (heksapoda).
Berbeda dengan hewan Arthropoda lainnya, pada toraks insekta terdapat dua
pasang sayap, masing-masing pada segmen dada kedua dan ketiga. Adanya sayap
memungkinkan kelompok serangga dapat terbang dan berpindah ketempat yang jauh.
Bagian perut pada dasarnya terdiri dari 12 ruas, tetapi pada beberapa
serangga hanya mempunyai 6-8 ruas karena ada ruas-ruas bagian perut yang mereduksi
(Odum, 1993).
Adanya peningkatan populasi yang tinggi
akan menimbulkan persaingan (kompettisi). Kompetisi ini
selanjutnya berakibat dalam waktu yang singkat akan menimbulakan efek ekologi
dan dalam jangka waktu yang lama akan meninbulkan efek atau akibat evolusi.
Perlu diketahui bahwa kompetisi membangkitkan daya juang untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, tentunya yang kuat akan menang (survive) dari populasi yang
lemah. Jika hal ini berlangsung singkat, ekologinya dapat berupa (Soedjiran, 1990) yaitu:
1.
Kelahiran,
kelangsungan hidup dan pertumbuhan populasi akan terganggu.
2.
Terjadi emigrasi atau
perpindahan populasi.
Keanekaragaman
hayati menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan
sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat
ekosistem (Michael, 1994) :
a.
Keanekaragaman jenis
Manusia dalam mengenal adanya keanekaragaman makhluk hidup
berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati dan juga mungkin tingkah laku, penampilannya,
makanannya dan cara perkembangbiakannya, habitatnya serta interaksinya
dengan makhluk lain.
Pada tumbuhan yang dapat diamati misalnya tempat tumbuhnya,
batangnya, daunnya, bunganya, serangga yang mengunjunginya serta burung yang
bersarang di dalamnya.
b. Keanekaragaman
genetis/gen/genetika
Setiap populasi mempunyai sifat genetik tertentu.
Individu-individu sejenis ini mempunyai kerangka dasar komponen genetis yang
sama (kromosomnya sama tetapi memiliki komponen faktor keturunan yang berbeda).
Contohnya
: Rasa manis dan asam pada mangga, warna kuning, merah dan putih pada
biji jagung.
Keanekaragaman gen menentukan keanekaragaman jenis individu,
meski jenisnya sama tetapi memiliki gen yang tidak sama bila dibandingkan
dengan individu lain dalam kelompok tersebut. Keaneka ragaman genetik merupakan
keanekaragaman sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan demikian tidak ada
satu makhlukpun yang sama persis dalam penampakannya.
c. Keanekaragaman ekosistem
Ekosistem merupakan satu kesatuan lingkungan yang melibatkan
faktor biotik (makhluk hidup) dan faktor abiotik (mineral, udara, air, tanah
dll.) yang berinteraksi satu sama lain. Indonesia memiliki makhluk hidup
yang bervariasi, sehingga ekosistem yang terbentuk juga beragam.
Contohnya
: Ekosistem bahari, ekosistem hutan bakau, ekosistem hutan rawa air tawar, ekosistem danau, dan ekosistem pertanian
Indeks
keragaman jenis merupakan parameter yang sangat banyak digunakan untuk
membandingkan data komunitas tumbuhan terutama untuk mempelajari pengaruh dari
gangguan faktor biotik atau untuk mengetahui tingkat
tahapan suksesi
dan kestabilan dari komunitas tumbuhan. Keragaman jenis dihitung dengan
menggunakan indeks keragaman jenis yang merupakan perbandingan antara jumlah
dari jenis dan nilai penting atau jumlah atau biomassa atau produktivitas dari
individu-individu (Umar, 2013).
Secara
umum dapat dikatakan bahwa untuk menentukan indeks keanekaragaman suatu
komunitas, sangatlah diperlukan pengatahuan/keterampilan dalam
mengindentifikasi hewan. Bagi seseorang yang sudah terbiasa pun dalam melakukan
indentifikasi hewan sering membutuhkan waktu yang lama, apalagi yang belum
terbiasa. Karena itu untuk kajian dalam komunitas dan indeks keanekaragaman
sering didasarkan pada kelompok hewan, misalnya, familia, ordo atau kelas dan
hal ini pun dibutuhkan cukup keterampilan dan pengalaman. Mengingat
keanekaragaman spesies dan jumlah hewan yang berada di daerah tropis jauh lebih
banyak di bandingkan dengan daerah temperatur dan daerah beriklim dingin. Untuk
beberapa tujuan yang praktis, ada suatu cara penentuan untuk mendukung indeks
keanekaragaman suatu habitat/komunitas tanpa harus mengetahui nama
masing-masing jenis hewan sama atau tidak/berbeda pada pola pengurutan
pengambilan sampel yang dilakukan secara aacak pada saat pengamatan di
laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode itu dikemukakan oleh
Kennedy, 1997 (Umar, 2013).
BAB
III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1
Alat
Alat yang digunakan
dalam percobaan ini adalah sweeping net, botol sampel, alat tulis dan pingset.
III.
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkohol
dan serangga yang akan diamati.
III.
3 Cara Kerja
A. Di Lapangan
1. Dipilih
lokasi padang rumput yang ada di sekitar kampus, kemudian dilakukan penangkapan
serangga dengan menggunakan jaring serangga
2. Sweeping net
diayunkan ke kanan dan ke kiri di permukaan padang rumput, setiap melangkah 1
kali ayunan, dilakukan 10 kali ayunan.
3. Sweeping net
digulung agar serangga yang telah tertangkap tidak lepas, kemudian serangga
yang telah tertangkap dimasukkan ke dalam botol.
4. Lakukan hal
di atas pada tempat yang berbeda, dan masukkan serangga pada botol yang
berbeda.
5. Kemudian ke
dua botol di beri alkohol dengan tujuan untuk membius serangga tersebut.
B. Di Laboratorium
1.
Serangga yang telah ditangkap dikeluarkan dari dalam
botol
2.
Kemudian serangga diambil dengan pinset dan disusun
secara acak diatas selembar kertas.
3.
Diamati serangga no. 1, kemudian diberi tanda + pada
kertas, diambil serangga no. 2 dan diletakkan berdampingan dengan serangga no.
1 dan diamati apabila sama diberi tanda 0 dan bila berbeda diberi tanda + ,
diambil serangga berikutnya kemudian diamati lalu diberi tanda seperti pada
serangga sebelumnya begitu seterusnya hingga serangga terakhir.
4.
Dicatat jumlah tanda + yang ada dan jumlah keseluruhan
spesimen yang didapatkan.
5.
Kemudian dari data yang telah didapatkan tadi dicari
indeks keankaragamannya dengan menggunakan indeks kennedy dengan rumus:
ID Kennedy = Jumlah tanda
+ / Jumlah spesimen
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
IV.1.1
Data Hasil Pengamatan
a. Hasil
Pengamatan Pada lokasi I
Tabel 1. Hasil Pengamatan pada Lokasi I
URUTAN SPESIMEN
|
JUMLAH TANDA
|
+ 0 0 + + + 0 + + 0 + + 0 +
n= 14
|
9
|
b. Hasil
Pengamatan Lokasi II
Tabel 2. Hasil
Pengamatan Lokasi II
URUTAN SPESIMEN
|
JUMLAH TANDA +
|
+ + 0 + + +
+ + +
+ + +
0 + +
+ 0 +
n = 18
|
15
|
IV.1.
2 Analisa Data
1. Pada
Lokasi I
ID
Kennedy =
=
= 0,64
Jadi, dapat di
golongkan bahwa tingkat keanekaragaman tinggi
2. Lokasi
II
ID
Kennedy =
=
= 0,83
Jadi, dapat di
golongkan bahwa tingkat keanekaragamannya sedang
IV.2 Pembahasan
Keanekaragaman hayati merupakan
kekayaan hidup organisme di bumi, yang berupa tumbuhan, hewan, mikroorganisme,
dan genetika yang dikandungnya, serta ekosistem yang dibangunnya menjadi
lingkungan hidup. Dimana kita ketahui bahwa ekosistem adalah suatu sistem
dialam yang terdapat hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme
lainnya, juga dengan lingkungannya.
Pada percobaan ini, menggunakan alat
yaitu jaring (Sweeping net). Pengambilan
sampel di lakukan di dua tempat yang berbeda dengan cara Sweeping net
diayunkan ke kanan dan ke kiri di permukaan padang rumput, setiap melangkah 1
kali ayunan, dilakukan 10 kali ayunan. Kemudian serangga yang telah di tangkap
di masukkan kedalam botol. Lakukan hal di atas dengan tempat yang berbeda
dengan dan masukkan pada botol yang berbeda pula. Selanjutnya ke dua botol di
berikan alkohol dengan tujuan untuk membius serangga yang ada didalam botol
tersebut.
Dari
percobaan yang telah dilakukan dan setelah melalui proses pengamatan dan
perhitungan, maka diperoleh hasil Indeks Keanekaragaman Kennedy untuk
perhitungan yaitu pada lokasi pertama adalah 0,64 dan pada lokasi kedua adalah 0,83. Dengan
melihat nilai Indeks Kennedy pada lokasi kedua dari hasil
perhitungan di mana nilai yang diperoleh 0,83 mendekati 1, ini menandakan
tingkat keanekaragaman serangga di padang rumput sekitar danau Unhas tergolong
tinggi, sedangkan pada lokasi pertama indeks kennedy adalah 0,64 ini lebih
rendah keanekaragaman serangga dari pada lokasi kedua yang berarti
keanekaragamannya tergolong sedang.
Berdasarkan
hasil yang diperoleh tersebut dapat simpulkan bahwa lingkungan tempat
pengambilan sampel tersebut masih cukup stabil, artinya lingkungan tempat
pengambilan sampel belum terpengaruh oleh hal-hal yang bisa membuat populasi
serangga di tempat itu berkurang, pencemaran yang terjadi di danau Unhas belum
memberi pengaruh yang cukup berarti pada serangga yang berada disekitar danau.
Lingkungan tempat pengambilan sampel menjadi habitat yang cocok untuk
serangga-serangga tersebut, sehingga jumlah spesies serangga yang ada
cenderung dalam jumlah yang besar.
Keanekaragaman
organisme di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor tersebut adalah
faktor udara, tanah, organisme, dan beberapa faktor stabil, yaitu ketinggian,
lintang, letak, dan pH. Jumlah spesies dalam komunitas adalah penting dari segi
ekologi karena keanekaragaman spesies akan bertambah bila habitat stabil atau
sesuai dengan komunitas bersangkutan.
Dengan
keadaan lingkungan yang relatif stabil, serangga masih dapat menambah atau
memperbesar jumlah populasinya serta memperbanyak variasi individunya. Tetapi
tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti populasi dari serangga akan
berkurang begitu pula dengan keanekaragamannya karena dipengaruhi oleh berbagai
faktor misalnya pencemaran lingkungan, aktivitas manusia yang dapat
mempersempit habitat serangga tersebut serta makanan yang tersedia mulai
berkurang sehingga tingkat kompetisi antara serangga menjadi tinggi sehingga
serangga banyak yang melakukan emigrasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
ditemukan bahwa indeks keanekaragaman serangga di padang rumput tepatnya di
sekitar danau, dikategorikan tinggi karena diakibatkan oleh faktor lingkungan
dan serangga mampu beradaptasi karena lokasi pengamatan itu yang memiliki
padang rumput yang subur.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., J. B.
Reece, and L. A. Urry., 2008. BIOLOGI Edisi kedelapan jilid 3. Erlangga, Jakarta.
Michael, P. E.,
1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Universitas Indonesia, Jakarta.
Odum, Eugene,
1993. Dasar-Dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Setiadi, D., 1990.
Dasar-Dasar Ekologi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Soedjiran,
1990. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Umar, M. R., 2013. Ekologi
Umum. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Umar, M. R., 2013.
Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar