LAPORAN
PRAKTIKUM
GENETIKA
PRAKTIKUM VI
ANALISIS PEDIGREE
(MENGGULUNG DAN MELIPAT LIDAH)
NAMA : NUR SAKINAH
NIM : H41112293
KELOMPOK : III (TIGA) B
HARI/TANGGAL : KAMIS/14 MARET 2013
ASISTEN : JULIAR NUR
LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Mempelajari genetika bukan merupakan hal yang
mudah, karena meskipun manusia diseluruh muka bumi sangat banyak, namun jumlah
anggota tiap keluarga umumnya sedikit. Selain itu jangka waktu antara generasi
cukupo lama dan adanya faktor agama, moral, kode etik yang tidak memungkinkan
untuk membuat suatu persilangan atau
perkawinan yang dikontrol seperti yang dilakukan oleh Mendel pada kacang ercis
(Agus dan Sjafaraenan, 2013).
Pola perkawinan
manusia tidak mungkin dimanipulasi, oleh
karna itu para ahli genetika harus menganalisishasil perkawinan yang telah terjadi.
Mereka melakukan hal itu dengan cara mengumpulkan informasi tentang sejarah
sifat tertentu dalam suatu keluarga dan menyusun informasi tersebut menjadi
pohon keluarga yang mendeskripsikan sifat-sifat orangtua dan anak pada beberapa
generasi. Hal ini disebut analisis (pedigree) keluarga (Campbell,dkk.,2008).
Untuk
melakukan analisis pedigree ini kita harus melihat ke belakang, pada generasi
sebelumnya, yaitu jalan dengan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang
sifat tersebut pada seluruh anggota keluarga, baik yang masih hidup maupun yang
sudah meningal, kemudian menggambarkannya dalam suatu silsilah keluarga
(pedigree) (Agus dan Sjafaraenan, 2013).
Peta
silsilah ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan jawaban serta mampu
mempelajari karakter yang ditentukan oleh sepasang gen sehingga dapat memuaskan
terhadap sejumlah persoalan yang diakibatkan oleh kelainan atau penyakit
menurun atau dengan kata lain kita dapat menentukan pola penurunan suatu sifat.
Hal inilah yang mendasari dilakukannya percobaan mengenai analisis pedigree
tersebut (Sugiarto, 2010).
1.2
Tujuan
Percobaan
Tujuan
dari praktikum ini adalah:
Tujuan percobaan
mengenai alel ganda adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis silsilah keluarga karakter
menggulung lidah.
2. Mencoba untuk mangetahui genotipe diri
sendiri untuk masing-masing karakter.
I.3 Waktu dan tempat percobaan Percobaan ini dilaksanakan pada pukul
14.00-18.15 WITA, tanggal 4 April 2013 di Laboratorium Biologi Dasar Lantai 1,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan kamus, pedigree artinya silsilah atau
asal-usul. Sedangkan analysis
berarti pemeriksaan yang teliti. Jadi kalau diartikan secara harfiah (kata demi
kata), pedigree analysis
berarti pemeriksaan yang teliti terhadap silsilah atau asal usul.Pedigree
merupakan peta silsilah keluarga yang memberikan informasi mengenai
genotipe dan fenotipe dari suatu keluarga. Analisis pedigree dilakukan untuk
menentukan pola pewarisan suatu sifat dari keluarga tersebut (Suryo, 2008).
Mempelajari pola pewarisan sifat pada manusia terutama tentang penyakit
menurun mempunyai kendala tersendiri. Kendala-kendala tersebut misalnya: tidak
mungkin melakukan uji coba perkawinan pada manusia, kemungkinan kecil orang mau
dikawinkan secara asal sesuai kehendak peneliti, adanya kemauan untuk
menghindari kelainan atau penyakit menurun, adanya pembatasan jumlah anak
karena pertimbangan-pertimbangan tertentu, dan sebagainya. Oleh karena itu,
untuk mempelajari pola pewarisan sifat terutama kelainan dan penyakit bawaan
sering kali dilakukan dengan cara analisis peta silsilah (pedigree). Peta
silsilah ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan jawaban yang memuaskan
terhadap sejumlah persoalan yang diakibatkan oleh kelainan atau penyakit
menurun (Suryo, 2008).
Silsilah
fenotipe dominan ditentukan oleh alel dominan A. Dalam silsilah ini, semua
genotipe telah disimpulkan.Penyakit Huntington adalah contoh dari gangguan
autosomal dominan.Fenotipe adalah salah satu degenerasi saraf, menyebabkan
kejang dan kematian dini.Namun, itu adalah penyakit akhir-onset, gejala umumnya
tidak muncul sampai setelah orang sudah mulai memiliki anak.Setiap anak pembawa
alel normal berdiri sebuah kesempatan 50 persen mewarisi alel dan penyakit
terkait. Pola tragis ini telah menyebabkan dorongan untuk menemukan cara untuk
mengidentifikasi orang-orang yang membawa alel normal sebelum mereka mengalami
timbulnya penyakit ini. Penemuan sifat molekul alel mutan, dan mutasi DNA
netral yang bertindak sebagai "penanda" dekat dengan alel yang
terkena pada kromosom, telah merevolusi semacam ini diagnosis (Freeman, 1999).
Salah satu penerapan penting dari silsilah adalah membantu menghitung
probabilitas seorang anak yang memiliki genotip dan fenotip tertentu. Silsilah
merupakan hal yang lebih serius ketika alel-alel yang dipertanyakan menyebabkan
penyakit yang melumpuhkan atau mematikan, bukan hanya sekedar variasi manusia
yang tidak berbahaya seperti garis rambut atau konfigurasi lobus telinga. Akan
tetapi untuk kelainan yang diwariskan sebagai sifat Mendelian sederhana,
berlaku teknik yang sama untuk analisis silsilah (Campbell dkk, 2008).
Beberapa Kegunaan Pedigree Analysis (Hinton, 2008) yaitu :
1.
|
1.
Untuk mengetahui bagaimana timbulnya suatu
penyakit Kadang-kadang, bila ditelaah lebih lanjut beberapa jenis
penyakit atau kelainan akan menunjukkan adanya kejadian berulang yang dialami
oleh lebih dari satu orang yang masih memiliki hubungan saudara satu sama
lain. Berdasarkan pola yang ditunjukkan dari catatan silsilah keluarga (bagan
riwayat keluarga/family tree), kita dapat memperkirakan sifat suatu
penyakit. apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua atau
tidak diturunkan. Salah satu contohnya adalah hemofilia. Pada awalnya, tidak
diketahui bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan. Setelah para
ahli melakukan analisis terhadap silsilah keluarga Ratu Victoria, maka jelas
terlihat bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan.
|
||
2.
|
2.
Untuk Mengetahui Mekanisme atau Pola Penurunan
Penyakit
Dari pola yang tampak dalam bagan riwayat keluarga dapat kita lihat pula mekanisme penurunan suatu penyakit. Contoh: hemofilia adalah penyakit yang diturunkan melalui kromosom X. |
||
3.
|
3.
Untuk Memperkirakan Penetrance, Penetrance adalah
perkiraan berapa banyak penyakit tersebut akan timbul atau terjadi pada
seseorang dengan kondisi gen tertentu.
4.
Untuk memperkirakan Expressitivi yaitu derajat
beratnya manifestasi klinis suatu penyakit pada kondii gen tertentu.
|
||
5.
|
5.
Sebagai Dasar Dari Konseling Genetis. Selain lima
kegunaan tersebut, sessenarnya masih banyak lagi fungsi pedigree
analysis seperti memperkirakan kekebutuhan biaya pengobatan dalam suatu
populasi masyarakat, kebutuhan sarana da prasarana.
Pedigree selalu menggunakan simbol silsilah
keluarga, seperti (Sugiarto, 2010):
1.
2.
3.
3.
4.
5.
7.
Karena tidak mungkin memanipulasi pola perkawinan manusia, ahli genetika
harus menganalisis hasil perkawinan yang akan terjadi. Mereka melakukan hal
itu dengan cara mengumpulkan informasi tentang sejarah sifat tertentu dalam
suatu keluarga dan menyusun informasi tersebut menjadi pohon keluarga yang
mendeskripsikan sifat-sifat orang tua anak pada beberapa generasi (Campbell
dkk, 2008).
Kelainan genetik
(genetic abnormality) Penyimpangan dari sifat umum atau sifat ratarata
manusia. Penyakit genetik (genetic disorder): penyakit yang muncul karena
tidak berfungsinya faktor-faktor genetik yang mengatur struktur dan
fisiologi tubuh manusia. Kelainan genetik dan
penyakit genetik disebabkan oleh mutasi gen, yaitu perubahan susunan gen yang
umumnya tidak sempurna atau cacat. Alel mutan ini bersifat resesif, walau ada
juga yang bersifat dominan (Indah, 2011).
Salah satu sifat
manusia yang dapat dianalisis dengan pedigree adalah kemampuan menggulung
lidah, berikut ini gambar orang yang dapat menggulung dan melipat lidah
(Indah, 2011):
Gambar 1.Melipat lidah Gambar 2. Menggulung lidah
Kemampuan
menggulung dan melipat lidah adalah sifat yang dapat diturunkan secara
genetika, dimana kemapuan ini dikendalikan oleh gen autosomal dominan. Gen
autosomal dominan merupakan gen yang dapat mengekspresikan sifat tertentu
jika sifatnya dominan terhadap alelnya. Gen yang menentukan kemampuan menggulung
dan melipat lidah adalah L dan pasangan alelnya adalah l, jadi kemampuan
menggulung lidah dapat terekspresikan jika genotipe suatu individu adalah LL
atau Ll, adapun individu yang tidak dapat menggulung dan atau melipat lidah
maka genotipenya adalah ll (Suryo, 2008).
Contoh
yang lain adalah pada penyakit menurun yang terpaut kromosom kelamin,
misalnya pada buta warna yang disebabkan oleh gen resesif (c) terpaut X yang
dilambangkan dengan Xc. Penyakit ini lebih banyak diderita oleh
laki-laki karena pada wanita hanya akan memunculkan ekspresinya apabila dalam
keadaan homozigot, sedangkan dalam keadaan heterozigot tidak akan menampakkan
ekspresinya.Perhatikan contoh peta silsilah di bawah ini
yang penurunannya ditentukan oleh fenotip dan genotip sebagai
berikut (Sugiarto, 2008) :
1.
Laki-laki normal (XY) : I l, II o, dan III s
2.
Laki-laki buta warna (XcY) : II p dan III t
3.
Perempuan normal (XX) : II m, dan II n
4.
Perempuan normal carier (XXc) : I k, II q, dan III r
5. Perempuan buta warna (XcXc)
: III u
Catatan:
1. Gen buta warna adalah gen
resesif yang terpaut X dilambangkan Xc sedangkan alelanya yang
menyebabkan normal sering tidak ditulis atau juga dilambangkan dengan C
sehingga menjadi XC.
2.
Sama seperti pada penyakit yang terpaut autosom, dalam menuliskan simbol
untuk individu yang normal carier dibuat tanpa menggunakan arsiran sama
sekali, sehingga untuk mencari genotipnya perlu dilakukan analisis baik dari
generasi sesudahnya (filialnya) dan atau dari generasi sebelumnya (parentalnya).
Salah satu penerapan penting dari silsilah adalah membantu menghitung
probabilitas seorang anak yang memiliki genotip dan fenotip tertentu.
Silsilah merupakan hal yang lebih serius ketika alel-alel yang dipertanyakan
menyebabkan penyakit yang melumpuhkan atau mematikan, bukan hanya sekedar
variasi manusia yang tidak berbahaya seperti garis rambut atau konfigurasi
lobus telinga. Akan tetapi untuk kelainan yang diwariskan sebagai sifat
Mendelian sederhana, berlaku teknik yang sama untuk analisis silsilah
(Campbell dkk, 2008).
|
BAB
III
METODE PERCOBAAN
III.I
Bahan
Bahan yang dugunakan pada percobaan analisis pedigree
adalah lidah kepunyaan sendiri.
III.2
Alat
Alat
yang digunakan pada percobaan analisis pedigree adalah alat tulis menulis.
III.3
Prosedur percobaan
Prosedur percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut
:
1. Lidah
sendiri digulung apakah bisa atau tidak dan catat hasilnya.
2. Lidah
sendiri dilipat apakah bisa atau tidak dan catat hasilnya.
3. Kedua
hal tersebut diatas dilakukan pada seluruh keluarga, kemudian silsilah keluarga
dibuat dalam catatan.
4. Tentukan
pola penurunan masing-masing karakter.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV. 1. Hasil
IV.
1.1 Silsilah Pedigree Menggulung Lidah
aa AA AA aa
IV.
1. 2 Silsilah Pedigree Melipat Lidah
BB bb bb bb
BB
bb
B= Melipat
III
b= tidak dapat
melipat
bb BB bb bb
IV.2 Pembahasan
Berdasarkan kamus, pedigree artinya silsilah atau
asal-usul. Sedangkan analysis
berarti pemeriksaan yang teliti. Jadi kalau diartikan secara harfiah (kata demi
kata), pedigree analysis
berarti pemeriksaan yang teliti terhadap silsilah atau asal usul.Pedigree
merupakan peta silsilah keluarga yang memberikan informasi mengenai
genotipe dan fenotipe dari suatu keluarga. Analisis pedigree dilakukan untuk
menentukan pola pewarisan suatu sifat dari keluarga tersebut.
Salah satu sifat manusia yang dapat dianalisis dengan
pedigree adalah kemampuan menggulung dan melipat lidah. Kemampuan menggulung
dan melipat lidah adalah sifat yang dapat diturunkan secara genetika, dimana
kemapuan ini dikendalikan oleh gen autosomal dominan. Gen autosomal dominan
merupakan gen yang dapat mengekspresikan sifat tertentu jika sifatnya dominan
terhadap alelnya.
Berdasarkan
sampel keluarga saya yang berhubungan dengan kelainan menggulung lidah dapat
dii hitung persentasenya sebagai
berikut:
Generasi I : ¼ x
100% = 25% AA
Generasi II
: ½ x 100% = 50 %
AA
Generasi III : 2/4 x 100% = 50% AA
Dari
persentase diatas dapat disimpulkan bahwa pada generasi I hanya 25% yang
dapat menggulung lidah karena kakek dari
ibu bersifat pembawa sifat yang dapat menggulung lidah sedangkan nenek
membawa sifat normal, dan pada generasi ke dua ibu yang bergenotip AA Homozigot
menikah dengan ayah yang normal dan menghasilkan 4 anak. Pada generasi ketiga
anak pertama perempuan (objek yang diamati) tidak mampu menggulung lidah, dan
pada anak ke 2 dan 3 yaitu laki-laki yang
mampu menggulung lidah sedangkan pada anak ke 4 laki-laki tidak mampu
menggulung lidah sehingga diperoleh persentase hanya 50% yang mampu menggulung lidah.
Untuk sampel keluarga yang mampu melipat
lidah memiliki persentase sebagai
berikut:
Generasi I
: ¼ x 100% = 25% BB
Generasi II
: ½ x 100% = 50% BB
Generasi III
: ¼ x 100% = 25% BB
Dari
persentase diatas dapat disimpulkan bahwa pada generasi I hanya 25% yang
dapat melipat lidah yaitu kakek, karena kakek dari ibu bersifat pembawa sifat yang dapat melipat
lidah sedangkan nenek membawa sifat normal, dan pada generasi ke dua sifat itu
diturunkan kepada ibu yang bergenotip AA Homozigot menikah dengan ayah yang
normal dan menghasilkan 4 anak. Pada generasi ketiga anak pertama perempuan
(objek yang diamati) tidak mampu menggulung lidah, dan ke 3 anak laki-lakinya
hanya anak ke 2 yang mampu melipat lidah
sehingga diperoleh persentase hanya 50% yang mampu melipat lidah.
BAB
V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini ialah :
1.
Analisis pedigree atau analisis silsilah adalah diagram
hubungan keluarga yang menggunakan simbol-simbol untuk mewakili orang dan garis
untuk mewakili hubungan genetik dengan cara memasukkan informasi-informasi
penurunan sifat kedalam pohon pedigree.
2.
Genotip melipat dan menggulung lidah
penulis adalah resesif, Dari pihak ibu ditemukan gen tersebut, namun tidak
ditemukan pada ayah. Karna pada kenyataannya penulis tidak memiliki gen
tersebut maka dapat dipastikan penulis lebih dominan mewarisi gen dari ayah
yang juga resesif.
V.2
Saran
Sebaiknya
diberikan contoh sifat lain yang dianalisis diagram silsilahnya, janganlah
monoton hanya kepada analisis pedigree karakter menggulung dan melipat lidah
saja.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Rosana dan
Sjafaraenan. 2013. Penuntun Praktikum Genetika Dasar. Universitas Hasanuddin: Makassar.
Campbell, N. A.,J. B.
Reece, and L. A. Urry. 2008. BIOLOGI Edisi kedelapan jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Freeman, W.H. 1976. Genetika
Evolusi. Copyright Company: Sforza.
Hinton, R. B. 2008. The Family
History. Reemergence Of An Established Tool. Crit Care Nurse Clin North.
20(2): 149-158.
Indah. 2011. Menggulung
Lidah. http://ilmu-genetilka-biologi.blogspot.com, Diakses
pada tanggal 6 April 2013 Pukul 20.00
WITA.
Sugiarto, Bowo.
2010. Simbol Silsilah Keluarga. http://www.bowo.staff.fkip. uns.ac.id/files/2010/.../SIMBOL-SILSILAH-KELUARGA.do.
Diakses pada tanggal
6 April 2013 jam 21.30 WITA.
Suryo. 2008. Genetika
Manusia, Gajah Mada University Press: Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar