LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA
PERCOBAAN
I
IMITASI
PERBANDINGAN GENETIS
NAMA :
NUR SAKINAH
NIM :
H41112293
HARI/TANGGAL :
KAMIS, 7 MARET 2013
KELOMPOK :
III (TIGA)
ASISTEN :
JULIAR NUR
LABORATORIUM
GENETIKA
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Orang yang pertama kali melakukan
persilangan dengan dengan menggunakan tumbuhan sebagai bahan adalah seorang
alim ulama berkebangsan Australia bernama GEOGOR MENDEL (1822-1884) pada tahun
1866. Mendel diakui sebagai bapak genetika. Dalam percobaan awal Mendel ia
menggunakan 1 sifat beda pada tumbuhan sebagai alat uju silang. Yang mana dalam
persilangan monohybrid didapat hasil anakan dengan rasio fenotip 3 : 1. Hali
ini dikarenakan gen-gen yang sealel memisah. Ini dikenal sebagai Hukum I Mendel
(Suryo, 1996).
Mendel mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri. Masing-masing
sifat yang dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga, bentuk biji, dan
lain-lain yang bersifat dominan dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati dan
menganalisis data untuk setiap sifat, dikenal dengan istilah monohibrid. Selain
itu Mendel juga mengamati data kombinasi antar sifat, dua sifat (dihibrid),
tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid)
(Suryo,1996).
Persilangan dihibrida merupakan
perkawinan dua individu dengan dua tanda beda. Prinsip-prinsip hereditas atau
persilangan ini ditulis oleh Gregor Johann Mendel pada tahun 1865. Persilangan
ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang
terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan
dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Seringkali
terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin ini disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya
interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya (Campbell,
2008).
Oleh sebab itu untuk membuktikan hukum mendel II ini maka dilakukan percobaan imitasi
perbandingan genetis yang diharapkan dapat memberikan gambaran kemungkinan
gen-gen yang dibawa oleh gamet tertentu secara acak atau random.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan
gen-gen yang dibawah oleh gamet-gamet tertentu dan akan bertemu secara
acak atau random.
1.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan
ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 14 Maret 2013, mulai pukul 14:30-17:30
WITA. Bertempat di Laboratorium Biologi Dasar Lantai 1, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Hukum pewarisan Mendel adalah
hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang
dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian (Irham, 2012):
1. Hukum
pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagaiHukum Pertama
Mendel, dan
2. Hukum
berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga
dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum Mendel 1 (hukum
segragasi) menyatakan bahwa
pada pembentukan gamet (sel
kelamin), kedua gen induk
(Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet
menerima satu gen dari induknya.
Secara garis besar, hukum ini
mencakup tiga pokok ( Campbell, 2008):
2. Setiap
karakter, organisme mewarisi dua
alel, satu dari masing-masing induk
3.
Jika dua alel
pada suatu lokus berbeda, maka salah satunya, alel
dominan menentukan kenampakan organisme, yang satu lagi alel resesif,
tidak memiliki efek nampak pada
kenampakan organisme.
Contoh :
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai
genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai
genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada
gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya,
sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya,
persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada
keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi
kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina
tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu
seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan
ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw
(juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe
perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1 (Anonim, 2012).
Hukum kedua Mendel (Hukum Absortasi Bebas) menyatakan bahwa
bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya
sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.
Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi.
Apabila domonansi nampak penuh ,maka perkawinan dihibrid menghasilka keturunan
dengan perbandingan fenotip 9:3:3:1.Pada semidominansi (artinya domonansi tidak
tampak penuh,sehingga ada sifat intermedier) maka hasil perkawinan monohibrid
menghasikan keturunan dengan perbandingan 1:2:1.Tentunya mudah di mengerti
bahwa pada semidominansi,perkawinan dihibrid akan mengahsilkan keturunan dengan
perbandingan 1:2:1:2:4:2:1:2:1(Suryo,2004).
Contoh:
Pada gambar 2,
sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang
dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat
dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb,
sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah
kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan
genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi,
maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri
dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2
mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya
SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat
(jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan
hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut
pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe
SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1
(Anonim, 2012).
Chi kuadrat
adalah uji nyata apakah data yang di peroleh benar menyimpang dari nisbah yang
di harapkan,tidak secara betul.Perbandingan yang di harapkan berdasarkan
pemisahan hipotesis berdasarkan pemisahan alel secara bebas. Perlu di adakan
evaluasi terhadap kebenaran atau tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan di bandingkan
dengan keadaan secara teoritis.suatu cara untuk mengadakan evaluasi itu adalah
melakukan test “chi-squre”.Di nyatakan dengan rumus :
X2=
∑
Keterangan
: X2
= chi kuadrat
∑ = Jumlah
e = hasil
yang di ramal/di harapkan (inggrisnya “expected”)
d = deviasi
/ penyimpangan (inggrisnya “observed”) dan hasil yang diramal ( Suryo,2004).
Tabel Chi
Square passel.unl.edu
Dalam hitungan,harus
di perhatikan besarnya derajat kebebasan (bahasa inggrisnya : degree of
freedom),yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip di kurangi dengan
satu.Dalam tabel,makin kekanan nilai kemumgkinan itu makin menjauhi nilai
1,yang berarti bahwa data hasil percobaan yang di peroleh itu tidak baik.Makin
kekiri nilai kemungkinan makin mendekati 1 (100%),yang berarti bahwa data
percobaan yang di peroleh adalah baik.Apabila nilai x2 yang di dapat dari
perhitungan terletak di bawah kolom nilai kemungkinan 0,05 atau kurang (0,1
atau 0,01) itu berarti bahwa faktor kebetulan hanya berpengaruh sebanyak 5% atu
kurang,sehingga data percobaan yang di dapat di nyatakan buruk.Apabila nilai x2
yang di dapat dari perhitungan letaknya di dalam kolom kemungkinan 0,01 atau ahkan
0,001 itu berarti bahwa data yang di peroleh pada percobaan itu sangat buruk,
(Suryo,2004).
BAB
III
METODE PERCOBAAN
III.
1 Alat dan Bahan
III.
1. 1 Alat
Alat yang
digunakan pada percobaan ini adalah perlengkapan alat tulis menulis dan kantong
baju.
III.1.2
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah 20 biji genetik yang masing-masing
terdiri dari 5 warna hijau-kuning, 5
merah-hitam, 5 merah-hijau, dan 5 kuning-hitam.
III.2 Cara Kerja
Cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Alat
dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan disiapkan
2. Masing-masing
10 biji genetik dimasukkan kedalam kantong kanan dan kiri
3. Satu
biji genetik diambil dari kantong kiri ddan kantong kanan pada waktu yang
bersamaan sehinggadihasilkan sebuah kombinasi
genetik, kemudian dicatat hasil
yang diperoleh
4. Setelah
dicatat hasilnya, kembalikan kombinasi biji genetik itu kedalam kantong
asalnya, kemudian dikocok supaya tercampur kembali.
5. Pengambilan
biji genetik diulangi sampai 16 kali pengambilan
6. Buatlah
tabel dari hasil percobaan yang dilakukan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.
1. Hasil
IV.1.1
Hasil Data Kelompok
No
|
|
Genotip/Fenotip
|
|
|
|
K-B-
(Kuning-Bernas)
|
K-bb
(Kuning-Kisut)
|
KKB-
(Putih-Bernas)
|
Kkbb
(Putih-Kisut)
|
||
1
|
ü
|
|
|
|
|
2
|
ü
|
|
|
|
|
3
|
ü
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
ü
|
|
5
|
|
ü
|
|
|
|
6
|
|
ü
|
|
|
|
7
|
|
|
ü
|
|
|
8
|
ü
|
|
|
|
|
9
|
|
ü
|
|
|
|
10
|
|
ü
|
|
|
|
11
|
ü
|
|
|
|
|
12
|
|
|
ü
|
|
|
13
|
|
ü
|
|
|
|
14
|
ü
|
|
|
|
|
15
|
ü
|
|
|
|
|
16
|
ü
|
|
|
|
|
Jumlah
|
8
|
5
|
2
|
1
|
|
IV.
1.2 Hasil Data Kelas B
Kelompok
|
K-B-
(Kuning-Bernas)
|
K-bb
(Kuning-Kisut)
|
KKB-
(Putih-Bernas)
|
Kkbb
(Putih-Kisut)
|
1
|
9
|
0
|
5
|
2
|
2
|
8
|
3
|
4
|
1
|
3
|
8
|
5
|
2
|
1
|
4
|
11
|
3
|
1
|
1
|
5
|
9
|
0
|
5
|
2
|
6
|
8
|
2
|
3
|
3
|
7
|
11
|
2
|
2
|
1
|
Jumlah
|
64
|
15
|
22
|
11
|
IV.1.3
Tabel X2 (Chi Square Text) Kelas
No
|
K-B-
(Kuning-Bernas)
|
K-bb
(Kuning-Kisut)
|
KKB-
(Putih-Bernas)
|
Kkbb
(Putih-Kisut)
|
O
|
64
|
15
|
22
|
11
|
E
|
63
|
21
|
21
|
7
|
D
|
1
|
6
|
1
|
4
|
d2/e
|
0,015
|
1,714
|
0,047
|
2,285
|
IV.1.4
Tabel X2 (Chi Square Text) Kelompok
No
|
K-B-
(Kuning-Bernas)
|
K-bb
(Kuning-Kisut)
|
KKB-
(Putih-Bernas)
|
Kkbb
(Putih-Kisut)
|
O
|
8
|
5
|
2
|
1
|
E
|
9
|
3
|
3
|
1
|
D
|
-1
|
2
|
-1
|
0
|
d2/e
|
0,111
|
1,333
|
0,333
|
0
|
IV.2
Analisis Data
IV.2.1
chi square kelas
·
Nilai
harapan (o)
∑
nilai harapan (o) = 64 + 15 + 22 +
11= 112
·
Diramal
(e)
e1=
e2=
e3=
e4=
·
Deviasi
d1= o – e d3=
o -e
= 64 – 63 = 22 - 21
= 1 = 1
d2= o – e d4=
o - e
= 15 – 21 = 11- 7
= -6 = 4
X2 = ∑
= 0,015 + 1,714 + 0,047 + 2,285
X2 = 4,061
Jadi derajat
kebebasannya 4-1 = 3
K(3) = antara 0,50 sampai 0,25
K(3) = antara 0,50 sampai 0,25
IV.2.2
chi square kelompok
·
Nilai
harapan (o)
∑
nilai harapan (o) = 8 + 5 + 2 + 1=
16
·
Diramal
(e)
e1=
e2=
e3=
e4=
·
Deviasi
d1= o – e d3=
o - e
= 8 – 9 = 2 - 3
= -1 = -1
d2= o – e d4=
o - e
= 5 – 3 = 1- 1
= 2 = 0
X2 = ∑
= 0,111 + 1,333 + 0,333 + 0
X2 = 1,777
Jadi derajat
kebebasannya 4-1 = 3
K(3) = antara angka 0,75 sampai 0,50
K(3) = antara angka 0,75 sampai 0,50
IV.2
Pembahasan
Dari
percobaan tes imitasi genetis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
ternyata kemungkinan atau peluang yang dimiliki tiap gen itu berbeda. Dan
setiap kemungkinan gen itu memiliki peluang, namun persentase peluang tiap gen
itu berbeda.
Pada
percobaan Imitasi Perbandingan Genetis ini dilakukan dengan menggunakan biji
genetis sebanyak 20 buah yang mempunyai warna sangat bervariasi yaitu : 5 warna
merah (k), 5 hijau (B), 5 hitam (b), dan
5 kuning (K). Kemudian dimasukkan dalam kantong yang berbeda, 10 bji
dikantung kiri, dan 10 biji dikantong kanan yang diambil secara acak sebanyak
16 kali.
Seringkali
kita ragu apakah data hasil percobaan yang kita lakukan sudah pasti. Metode X2 (Chi
square) adalah cara untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari
hasil persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara
teoristis yang harus dievaluasi. Chi- square bertujuan untuk: Mendapatkan gambaran tentang kemungkinan
gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak (random).
Untuk
mencari nilai X2 atau chi square, digunakan rumus X2 = ∑
, pada perhitungan data chi square kelas menghasilkan 4,061 dri tabel
chi-square, angka 4,061 terletak diantara angka 2,366 sampai 4,11. Jadi K(3)=
Berada diantara 0,50 - 0,25 karena nilai kemungkinan lebih besar dari 0.05
(batas signifakan), begitupun dengan hasil data chi square kelompok yaitu 1,777
dri tabel chi-square, angka 1,777 terletak diantara angka 1,212 sampai 2,366.
Jadi K(3)= berada diantara 0,75 - 0,50. Karena nilai kemungkinan
lebih besar dari 0.05 (batas signifakan), maka deviasi tidak berarti dan
percobaan dianggap baik atau benar.
Kisaran keduaa nilai jauh diatas nilai probabilitas kritis, yaitu 0.05
atau 5%. Oleh karena itu, kita dapat menerima hipotesis nol dan data yang kita
peroleh sebagai hasil yang sesuai denga ratio 9 : 3: 3 : 1 . Sehingga dapat
disimpulkan bahwa percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan teori Hukum
Mendel atau tidak melenceng dari apa yang telah ditetapkan dan telah
nonsignifikan.
BAB
V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum kita dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat gambaran tentang
gen-gen yang diperoleh dari gamet-gamet yang dipilih secara acak atau random
dan hasil yang diperoleh sesuai dengan teori Hukum Mendel atau tidak melenceng
dari apa yang telah ditetapkan dan telah nonsignifikan.
V.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum di butuhkan ketelitian
pada saat mengumpulkan data agar tidak terjadi kesalahan data. Dan dibutuhkan
peranan asisten dalam mendampingi praktikkan ketika sedang melakukan pengamatan
agar tingkat kekeliruan dan kesalahan dalam pengamatan atau praktikum tidak
terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2012. Genetika dan Hukum mendel.http://staff.unila.ac.id/gnugroho/
files/2012/09/Genetika-dan-Hukum-Mendel.pdf, diakses pada
tanggal 7 maret 2013
pukul 21:15 WITA.
Aryom, 2009. Laporan Praktikum Genetika. http://ice-aryom.blogspot.com
/2009/08/laporan-praktikum-genetika-imitasi,diakses
pada tanggal 7 Maret 2013 pukul 20.45 WITA.
Campbell dkk, 2008. BIOLOGI Edisi kedelapan Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Irham,2012.Imitasi Perbandingan genetis. http://irhamlone24.blogspot.com /2012/11/imitasi-perbandingan-genetis_13.html,
diakses pada tanggal 7 Maret
2013 pukul 20.35 WITA.
Suryo, 1996.Genetika.Genetika
MadaUniversity Press:
Yogyakarta.
Suryo, 2004. Genetika. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar